MPTV Indonesia – Musik tak hanya soal nada dan irama—ia bisa menjadi medium penyembuhan, refleksi, bahkan perlawanan terhadap ketidakadilan.
Lagu ini merupakan lanjutan dari perjalanan spiritual dan musikal ASORA setelah EP Manusia ~ Dunia ~ Semesta yang rilis pada Oktober 2024. Namun Harmoni Dunia berdiri sendiri sebagai karya yang lebih dalam, lebih personal, dan lebih menyuarakan sisi kemanusiaan.
Lewat lagu ini, ASORA tidak berusaha menggurui—ia hanya mengajak kita duduk sejenak, menengok kondisi dunia, dan bertanya: masihkah kita punya ruang untuk damai?
Lirik Jawa sebagai Akar dan Doa
Salah satu kekuatan utama lagu ini adalah keberanian ASORA menyisipkan lirik dalam bahasa Jawa:
“Reksanen sesantining jagad, Aku mung pengen urip mukti”
(Peliharalah keharmonisan dunia, aku hanya ingin hidup sejahtera)
Kalimat sederhana yang sarat makna. Bagi ASORA, ini bukan sekadar puisi, melainkan doa yang ia warisi dari ibunya—sosok penting yang selalu meyakinkannya untuk tetap bersuara, tak lupa dari mana ia berasal.
“Kalau nanti kamu bisa bicara ke dunia, jangan lupa darahmu dari Solo,” kenang ASORA tentang pesan ibunya yang kemudian menjadi semangat dalam menciptakan lagu ini.
Proses Kolaboratif yang Penuh Jiwa
Tak sendiri, ASORA menggandeng para musisi yang tak hanya kompeten, tapi juga punya sensitivitas terhadap pesan lagu ini:
-
Anov Blues One memberi sentuhan blues yang jujur dan menyayat lewat gitar Delta-nya.
-
Nia Aladin memperkuat atmosfer lewat biola yang sinematik, seperti mengalirkan kesedihan yang anggun.
-
Citra Aimi Dewi & Diandra Airaa menghadirkan nuansa spiritual lewat vokal paduan suara yang membungkus lagu dengan harapan.
Video Musik: Bahasa Visual tentang Luka dan Cinta
“Harmoni Dunia” bukan tentang solusi cepat bagi dunia yang kacau. Tapi ia bisa jadi langkah awal—sebuah pengingat bahwa kita punya kendali, walau kecil, untuk menciptakan damai dari dalam diri, lalu menyebarkannya keluar.***