Jennifer Lawrence Ungkap Perubahan Karier dan Emosi

Jennifer Lawrence (instagram/jenniferlawrencepx) (instagram/jenniferlawrencepx/)
Jennifer Lawrence (instagram/jenniferlawrencepx) (instagram/jenniferlawrencepx/)
banner 468x60

Cannes, MPTV Indonesia Aktris pemenang Oscar, Jennifer Lawrence, tidak hanya membagikan kebanggaannya terhadap film terbarunya, Die My Love, saat pemutaran perdana di Festival Film Cannes, Minggu (19/5), tetapi juga membuka diri soal bagaimana peran sebagai seorang ibu telah membentuk kembali identitas dan pendekatannya terhadap seni peran.

Lawrence yang kini merupakan ibu dari dua anak, menyebut bahwa menjadi orang tua telah memberinya kedalaman emosional yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. “Memiliki anak mengubah segalanya—hidupmu, duniamu, bahkan cara berpikir dan bekerja,” ucapnya dengan jujur.

Dalam sesi wawancara usai pemutaran film yang disutradarai Lynne Ramsay tersebut, Lawrence berbagi bahwa kehamilan keduanya terjadi selama proses produksi film adaptasi dari novel karya Ariana Harwicz tersebut. “Aku tertempa di tengah produksi ini, secara harfiah dan batiniah,” ujarnya.

Dengan gaya khasnya yang santai, Lawrence bahkan sempat melontarkan candaan, “Jika kalian ingin menjadi aktor yang lebih baik, punya anak saja. Aku sangat merekomendasikannya,” katanya sambil tertawa—meski kalimat itu diselimuti lapisan emosi yang lebih dalam.

Di Die My Love, Lawrence memerankan Grace, seorang perempuan yang bergulat dengan gangguan mental dalam kehidupan pernikahannya. Robert Pattinson turut ambil peran sebagai suaminya dalam film tersebut.

Menjadi seorang ibu, lanjut Lawrence, telah membantunya mengakses sisi-sisi emosional terdalam dalam peran tersebut. “Perasaanku jadi lebih mentah, lebih terbuka. Aku merasa seperti versi lain dari diriku yang dulu—lebih sensitif, lebih jujur,” ungkapnya.

Namun, Lawrence juga tak ragu mengisahkan sisi gelap dari pengalaman menjadi ibu. Ia mengenang masa-masa pasca kelahiran anak pertamanya, Cy Maroney, pada Februari 2022, sebagai periode yang berat dan penuh keterasingan.

“Tak ada yang benar-benar memberitahumu soal betapa sunyinya masa nifas. Aku merasa terisolasi, seperti makhluk asing. Kecemasan dan depresi datang diam-diam, dan sulit rasanya meminta bantuan,” tuturnya lirih.

Pernikahannya dengan direktur galeri seni Cooke Maroney yang dimulai sejak 2019, kini menjadi landasan kuat baginya menjalani kehidupan sebagai seniman sekaligus ibu dua anak. Meski jadwal kerja kerap kali harus menyesuaikan dengan anak-anaknya, Lawrence merasa justru dari situ kreativitasnya tumbuh.

“Mereka mengubah segalanya. Tapi juga memberiku segalanya. Karierku berubah, iya, tapi aku pun berubah—dalam cara yang paling berarti,” tutupnya.***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *