Mitty Zasia dan Fanny Soegi dalam ‘Untuk Perempuanku di Cermin’

Mitty Zasia dan Fanny Soegi dalam 'Untuk Perempuanku di Cermin'
Mitty Zasia dan Fanny Soegi dalam 'Untuk Perempuanku di Cermin'
banner 468x60

MPTV Indonesia – Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa rumah adalah tempat yang selalu dirindukan, terutama bagi mereka yang berada di perantauan. Jauh dari keluarga, suasana hangat di rumah, serta momen-momen sederhana seperti makan bersama atau sekadar berbincang, menjadi hal yang sering dirindukan. Hal inilah yang turut dirasakan oleh Mitty Zasia, penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia, yang telah merantau sejak 2014.

Selama bertahun-tahun, ia menghadapi berbagai tantangan sebagai perantau, termasuk kesepian dan kesulitan yang harus ia hadapi sendiri.

“Apalagi ketika bulan puasa seperti ini, ada momen yang sangat aku rindukan bersama keluarga di sana. Seperti sahur dan puasa pertama bersama mereka. Mungkin itu sederhana, tapi aku sudah bertahun-tahun tidak bisa merasakan momen itu bersama keluarga di sana,” ujar Mitty, yang kini menetap di Yogyakarta.

Demi mendokumentasikan pengalaman dan perasaan selama merantau, Mitty menuangkannya ke dalam sebuah lagu berjudul “Untuk Perempuanku Di Cermin.” Dalam lagu ini, Mitty berkolaborasi dengan Fanny Soegi, seorang musisi yang juga memiliki pengalaman merantau.

“Dari banyaknya hal rumit yang aku hadapi, ternyata aku kuat dan masih bisa bertahan. Aku tulis lagu ini agar nantinya ketika aku merasa lelah, atau pun para perempuan (khususnya) yang mendengarkan lagu ini, bisa merasakan lelahnya tanpa harus pura-pura tidak merasakan lelah. Cape nggak apa-apa, mau nangis pun nggak apa-apa. Dan yang harus diingat adalah, aku dan kita semua ternyata bisa sehebat ini masih bisa bertahan sampai hari ini,” ungkap Mitty.

Live session ini direkam di Studio Kuaetnika, yang berlokasi di dalam kompleks Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta. Selain Fanny Soegi, Mitty juga melibatkan beberapa musisi lain, seperti Ronie Udara, serta berkolaborasi dengan Bagus Kresnawan dan tim GAS! dalam produksi visualnya.

Kolaborasi dengan Fanny Soegi

Mitty mengungkapkan bahwa pemilihan Fanny Soegi sebagai kolaborator tidak terjadi begitu saja. Ia merasa terhubung dengan cerita yang Fanny bagikan dalam sebuah podcast bersama Soleh Solihun. Belum lagi, Fanny juga ternyata sama-sama merantau seperti aku,” tambahnya.

Fanny Soegi sendiri menambahkan bahwa pengalaman merantau tidak melulu menyedihkan. Justru, ia menemukan banyak hal berharga selama menjalani hidup di tanah orang.

“Merantau itu seru. Kita bisa bertemu teman yang sama-sama merantau dan saling menguatkan. Buatku, ternyata arti kata merantau tidak seburuk itu,” ujar Fanny.

Menurut Fanny, lagu “Untuk Perempuanku Di Cermin” memiliki pesan yang kuat bagi perempuan yang sedang merantau. Lagu ini memberikan semangat dan menjadi pengingat bahwa rindu dan kesendirian adalah bagian dari perjalanan, namun ada cinta dan kekuatan yang bisa menguatkan.

“Melalui lagu ini aku ingin menyampaikan, bahwa seseorang yang datang dari jauh pun bukan cuma sekadar untuk bermain-main dengan waktu, berharap pulang nanti akan membawa sesuatu. Walaupun rasa rindu atau kesendirian di tempat jauh sangat menyiksa, ada cinta dari diri sendiri dan cinta yang terkasih menguatkan. Peluk erat,” tutup Fanny.***

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *