Bandung, MPTV Indonesia — Festival musik akbar Pestipalin 2025 sukses digelar meriah pada Sabtu (5/7), menyulut euforia ribuan penonton di Lapangan Pusenif TNI AD, Jalan Brigadir Jenderal Katamso No. 31, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung (Supratman), Jawa Barat 40122. Sejak siang hingga larut malam, dua panggung spektakuler — Panggung A dan Panggung B — menjadi saksi bagaimana musik menyatukan semua kalangan tanpa batasan genre.
Dua Panggung, Dua Dunia, Satu Suara
Panggung A mulai berdentum pada pukul 13.05 WIB dengan penampilan dari Last Goal Party. Disusul dengan energi dari Stranger, eleventwelfth, Feast, Hindia, hingga girl group paling digandrungi, JKT48.
Puncaknya, King Nassar muncul sebagai penutup dan membuat Panggung A berguncang hebat dengan aksi panggung spektakulernya yang tak hanya menggoda telinga, tapi juga hati para penonton. Penampilannya yang interaktif ditutup pada pukul 22.35 dengan standing ovation dari penonton yang tak ingin pulang.
“Gila sih, ini festival paling campur aduk tapi keren banget! Dari Hindia ke JKT48, terus goyang bareng King Nassar. Komplit banget!” — Raka (23), penonton asal Cileunyi.
Di sisi lain, Panggung B mulai mengudara lebih awal, tepat pukul 12.30 WIB. Deretan penampilnya menghadirkan warna-warna berbeda dari dunia musik alternatif dan elektronik. Dibuka oleh WhiteroomPR (dari Authenticity Soundroom), kemudian dilanjutkan oleh Kale, Aloy Carrt Niko, The Adams, dan kolaborasi apik Adnan x Bravy.
Keharuan dan kekuatan emosi meledak saat For Revenge tampil dengan warna gelap yang mendalam. Malam diakhiri dengan dentuman penuh semangat dari Whisnu Santika, yang sukses menjaga semangat penonton hingga pukul 23.10 WIB.
“Awalnya cuma mau nonton The Adams, tapi ternyata semua penampil gokil. Whisnu Santika bikin gue betah sampe akhir. Bandung keren banget!” — Nia (28), penggemar musik alternatif dari Cimahi.
Pestipalin: Musik Tanpa Sekat, Tanpa Batas
Bukan sekadar konser, Pestipalin 2025 adalah perayaan musikal yang menyatukan ragam selera, generasi, dan komunitas. Penonton datang dari berbagai penjuru Bandung dan sekitarnya — pelajar, mahasiswa, pekerja, hingga keluarga — semua melebur dalam suasana penuh kegembiraan dan kebersamaan.
“Acara ini ngebuktiin kalau genre musik itu cuma label. Kita semua bisa berdansa bareng, nyanyi bareng, nangis bareng, dan ketawa bareng di satu tempat,” ujar Andra (21), mahasiswa yang datang bersama komunitas kampusnya.
Selain suguhan musik, pengunjung dimanjakan dengan deretan booth makanan, produk lokal, spot interaktif, dan aktivitas seru lainnya. Manajemen festival juga terbilang rapi, dengan pengamanan yang optimal dan sistem antrian yang tertib.
Penutup yang Menggetarkan
Dengan perpaduan line-up yang eklektik, vibes yang membuncah, dan lokasi strategis di jantung Kota Bandung, Pestipalin 2025 berhasil meninggalkan kesan mendalam. Festival ini bukan hanya soal siapa yang tampil, tapi bagaimana semuanya berpadu menjadi satu pengalaman tak terlupakan.***